Selasa, 01 Februari 2011

Kartografi

Kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan peta, sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen ilmiah dan hasil karya seni (ICA, 1973). Dalam konteks ini peta dianggap termasuk semua tipe peta, plan (peta skala besar), charts, bentuk tiga dimensional dan globe yang menyajikan model bumi atau sebuah benda angkasa pada skala tertentu. Peta menurut ICA (1973) adalah suatu interpretasi atau gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan umumnya digambarkan. Kaena teknik pembuatan peta termasuk ke dalam kajian kartografi maka seorang kartografer haruslah bisa membuat peta, merancang peta (map layout), isi peta ( map content), dan generalisasi (generalization). Dalam hal ini pembuat peta harus jelas supaya bisa dibaca oleh orang lain atau pembaca peta.

MINERALOGI

Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral.

Pada awalnya, mineralogi lebih menitikberatkan pada sistem klasifikasi mineral pembentuk batuan. International Mineralogical Association merupakan suatu organisasi yang beranggotakan organisasi-organisasi yang mewakili para ahli mineralogi dari masing-masing negara. Aktifitasnya mencakup mengelolaan penamaan mineral (melalui Komisi Mineral Baru dan Nama Mineral), lokasi mineral yang telah diketahui, dsb. Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih dari 4000 spesies mineral yang diakui oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat digolongkan “umum”, 50 lainnya “terkadang”, dan sisanya “jarang” sampai “sangat jarang”

Belakangan ini, dangan disebabkan oleh perkembangan teknik eksperimental (seperti defraksi neutron) dan kemampuan komputasi yang ada, telah memungkinkan simulasi prilaku kristal berskala atom dengan sangat akurat, ilmu ini telah berkembang luas hingga mencakup permasalahan yang lebih umum dalam bidang kimia anorganik dan fisika padat. Meskipun demikan, bidang ini tetap berfokus pada struktur kristal yang umumnya dijumpai pada mineral pembentuk batuan (seperti pada perovskites, mineral lempung dan kerangka silikat). Secara khusus, bidang ini telah mencapai kemajuan mengenai hubungan struktur mineral dan kegunaannya; di alam, contoh yang menonjol berupa akurasi perhitungan dan perkiraan sifat elastic mineral, yang telah membuka pengetahuan yang mendalam mengenai prilaku seismik batuan dan ketidakselarasan yang berhubungan dengan kedalaman pada seismiogram dari mantel bumi. Sehingga, dalam kaitannya dengan hubungan antara fenomena berskala atom dan sifat-sifat makro, ilmu mineral (seperti yang umumnya diketahui saat ini) kemungkinan lebih berhubungan dengan ilmu material daripada ilmu lainnya.

Definisi Geologi

Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya bumi dan Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi. Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet Bumi, termasuk. Komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya. Karena Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi.

Ruang Lingkup Geologi
Secara keseluruhan bumi ini terdiri dari beberapa lapisan yaitu :
1. Atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelubungi Bumi
2. Hidrosfer, yaitu lapisan air yang berada di permukaan Bumi
3. Biosfer, yaitu Lapisan tempat makhluk hidup
4. Lithosfer, yaitu lapisan batuan penyusun Bumi
Ruang lingkup pembelajaran geologi yaitu lithosfer yang merupakan lapisan
batuan penyusun bumi dari permukaan sampai inti bumi. Geologi juga mempelajari
benda-benda luar angkasa, dan bukan tak mugkin suatu saat nanti kita dapat
mengetahui keadaan geologi bulan misalnya.

Cabang-cabang ilmu geologi
Kajian geologi memiliki ruang lingkup yang luas, di dalamnya terdapat
kajian-kajian yang kemudian berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri
walaupun sebenarnya ilmu-ilmu tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling
menunjang satu sama lain. ilmu-ilmu tersebut yaitu :
1. Mineralogi, yaitu ilmu yang mempelajari mineral, berupa pendeskripsian
mineral yang meliputi warna, kilap, goresan, belahan, pecahan dan sifat
lainnya.
2. Petrologi, yaitu ilmu yang mempelajari batuan, didalamnya termasuk
deskripsi,klasifikasi dan originnya.
3. Sedimentologi, yaitu ilmu yang mempelajari batuan sediment, meliputi
deskripsi, klasifikasi dan proses pembentukan batuan sediment.
4. Stratigrafi, yaitu ilmu tentang urut-urutan perlapisan batuan, pemeriannya
dan proses pembentukannya.
5. Geologi Struktur, adalah ilmu yang mempelajari arsitektur kerak bumi dan
proses pembentukannya.
6. Palentologi, yaitu ilmu yang mempelajari aspek kehidupan masa lalu yang
berupa fosil. Paleontology berguna untuk penentuan umur dan geologi sejarah.
7. Geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk bentang alam dan
proses0proses pembentukan bentang alam tersebut. Ilmu ini berguna dalam menentukan
struktur geologi dan batuan penyusun suatu daerah.
8. Geologi Terapan, merupakan ilmu-ilmu yang dikembangkan dari geologi yang
digunakan untuk kepentingan umat manusia, diantaranya Geologi Migas, Geologi
Batubara,Geohidrologi, Geologi Teknik, Geofisila, Geothermal dan sebagainya.

Definisi Geomorfologi

Quantcast
Geomorfologi adalah merupakan salah satu bagian dari geografi. Di mana geomorfologi yang merupakan cabang dari ilmu geografi, mempelajari tentang bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam (landscape) sampai pada satuan terkecil sebagai bentuk lahan (landform). Bentuk lahan terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang ada di bawah lapisan permukaan bumi. Pengamatan dan identifikasi bentuk lahan seperti dilakukan langsung di lapangan dengan melakukan field trip atau dapat juga dilakukan dengan interprestasi foto udara atau dengan Analisis Citra Satelit (ACS). Pengindraan jauh sebagai alat bantu untuk memantau atau mengamati objek muka biumi tanpa ada sentuhan secara langsung, anatara lain berupa foto udara atau citra satelit. Bentang lahan akan mudah diidentifikasi dengan pandangan jarak jauh atau kalau menggunakan foto udara atau citra satelit menggunakan skala gambar kecil. Sebaliknya untuk bentang lahan mudah diamati dari jarak dekat atau dengan foto udara atau citra satelit dengan skala lebih besar. Dengan pengamatan dan analisis bentuk lahan dari foto udara akan diperoleh informasi biofisik lainnya baik yang bersifat sebagai parameter tetap (landform, rock, soil, slope) maupun parameter berubah (erosion, terrace, land use). Dengan melakukan fieldtrip akan semakin dikenal betul macam bentuk lahan dilapangan, sehingga mudah untuk mengingatnya kembali jika pernah melihat secara langsung dan sebagai bekal memori pada saat melakukan interpretasi foto udara (IFU). Bentuk lahan walupun mudah diamati dengan foto udara tapi perlu dilakukan pendekatan dengan melakukan mendatangi langsung ke lapangan dalam bentuk kunjungan lapangan (field trip). Hal tersebut dimaksudkan untuk lebih memastikan unsur pembentuk landform tersiri dari komposisi atau susunan batuan apa saja. Disamping itu dengan survai lapangna akan diperoleh beberapa kunci interpretasi fotro udara (IFU) dari hasil kunjungan lapangan pada berbagai bentuk lahan yang berbeda. Sehingga dengan kunci IFU akan diperoleh analaisis bentuk lahan yang lebih lengkap yang merupakan satu komponen penyusun bentang lahan. Bentuk muka bumi yang kompleks telah menjadi suatu pokok bahasan tersendiri khususnya dalam usaha pemanfaatannya. Dalam hal ini setiap bentukan lahan mempunyai kapasitas berbeda dalam mendukung suatu usaha pemanfaatan yang tentunya mengarah untuk tepat guna. Sehingga dengan tujuan sama yaitu bermaksud menyederhanakan bentuk lahan permukaan bumi yang kompleks ini, maka pemahaman mengenai ilmu geomorfologi yang mempelajari bentukan-bentukan lahan menjadi sangat penting. Penyederhanaan muka bumi yang kompleks ini membentuk suatu unit-unit yang mempunyai kesamaan dalam sifat dan perwatakannya. Kesatuan sifat ini meliputi kesamaan struktur geologis atau geomorfologis sebagai asal pembentukannya, proses geomorfologis sebagai pemberi informasi bagaimana lahan terbentuk, dan kesan topografis yang akan memberikan informasi tentang konfigurasi permukaan lahan. Dengan adanya informasi tersebut perencanaan penggunaan lahan secara tepat akan dapat lebih terwujud.

Sejarah Pembentukan Bumi Berdasarkan Zaman

Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)

Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba, Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa ini   ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua.
Coba perhatikan, masa ini adalah masa pembentukan kerakbumi. Jadi kerakbumi terbentuk setelah pendinginan bagian tepi dari “balon bumi” (bakal calon bumi). Plate tectonic / Lempeng tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup mas itu tentunya mirip dengan lingkungan disekitar mata-air panas.
Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.

Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes).  Enkaryotes ini akan menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya akan menjadi binatang.
Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa Pra-Kambrium.
Zaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari kata “Cambria” nama latin untuk daerah Wales di Inggeris sana, dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari.
Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung. Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit).
Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil yang terpisah.
Zaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona.
Koral dan Alga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di antaranya.
Zaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat.
Tumbuhan darat mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku). Sedangkan Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang mulai muncul pada zaman ini dan banyak ikan mempunyai perisai tulang sebagai pelindung.
Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlandia dan Pantai Amerika Utara
Zaman Devon (410-360 juta tahun lalu)
Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan. Serbuan ke daratan masih terus berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya. Samudera menyempit sementara, benua Gondwana menutupi Eropa, Amerika Utara dan Tanah Hijau (Green Land).
Zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya.
Pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara, iklim tropis
menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang berisi dan sekarang tersimpan sebagai batubara.
Zaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)
“Perm” adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia.
Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan Grikgo primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm diakhiri dengan kepunahan micsa dalam skala besar, Tribolit, banyak koral dan ikan menjadi punah.
Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa daratan, Lapisan es menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika, membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim yang kering dengan kondisi gurun pasir mulai terbentuk di bagian utara bumi.
Zaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum. Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama zaman ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan Konifer menyebar. Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di bagian selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.

Zaman Jura (210-140 juta tahun lalu)
Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu ini.
Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia.
zaman ini merupakan zaman yang paling menarik anak-anak setelah difilmkannya Jurrasic Park.
Zaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia. zaman ini adalah zaman akhir dari kehidupan biantang-binatang raksasa.
Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput.
Pada zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global
Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang.
Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat.
Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup sekarang.


Kesimpulan :
Planet kita diperkirakan mulai terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu. Sejak itu penampilan aslinya hampir tidak pernah berubah. bumi ini cocok untuk menciptakan dan mengembangbiakkan bentuk kehidupan sejak pertama kali terbentuk. Tim peneliti barat menolak teori tentang bumi seluruhnya diselubungi samudera sebelum spesies laut pertama menginjak daratan.
Sejarah bumi berdasarkan masa/zama terdiri dari:
  • Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
  • Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
  • Zaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
  • Zaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
  • Zaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
  • Zaman Devon (410-360 juta tahun lalu)
  • Zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
  • Zaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)
  • Zaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
  • Zaman Jura (210-140 juta tahun lalu)
  • Zaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
  • Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)

Teori Pembentukan Bumi

Thales (624-547SM)

Pada zaman ini seorang pilosof yunani bernama thales telah mengemukakan beberapa teorinya tentang bumi.Thales adalah seorang murid di salh satu Cos (Perguruan) di Babilonia.Menurut thales alam semesta terdiri atas beberapa kompenen inti yang menjadi dasar kehidupan makhluk di permukaan bumi.Kompenen tersebut berupa  :
  1. air
  2. api
  3. bumi
  4. udara
Dengan demikian ia berpendapat bahwa bumi merupakan benda alam semesta yang sudah ada dan merupakan penyusun alam semesta.Thales berpendapat bahwa bumi merupakan benda yang terapung di atas air.Pendapat ini dikeluarkan untuk menjelaskan bahwa gempa bumi diandaikan sebagai kapal yang terkena ombak sehingga oleng.
Anaximander (585-528)
Seorang filosof terkenal yang bertempat tinggal di lonia atau tepatnya di Miletus.Ionia terletak di semanjung asia kecil.Pada abad ke 6 dan 7 SM Ionia menjadi pusat kebudayaan pada zaman yunani.Pendapat Anaximander tidak berbeda jauh dengan Thales, meskipun Ia beranggapan bahwa unsur penyusun utama alam semesta yang terdiri atas beberapa komponen dasar.Dari 4 komponen tersebut mengadakan interaksi membentuk senyawa atau bentukkan lainnya:
  1. api
  2. air
  3. bumi
  4. udara
ada beberapa factor lainnya yang sangat penting yaitu “Apeiron” yang berupa unsur alam lainnya berupa hal-hal yang saling bertentangan:
  1. panas – dingin
  2. basah – kering
peranan dari apeiron adalah sebagai pengontrol dari keempat unsur penyusun alam semesta.Berdasarkan teorinya tersebut, maka ia berpendapat bahwa alam semesta terbentuk karena adanya pemampatan (kondensasi) sebagian dari udara. Setelah memampat diikuti oleh pendinginan dan terbentuklah bumi.Bumi yang terbentuk mirip dengan daun meja yang pipih dan didukung oleh udara, sehinga bumi dapat bergerak. Kepipihan bumi berfungsi sebagai untuk menahan diri agar dapat melayang.
Phytagoras (abad ke 6)
Phytagoras merupakan salah satu pemikir dan ahli matematika Yunani. Beberapa dalil-dalilnya yang sampai saat ini dipergunakan dalam ilmu ukur yang dikenal dengan rumus/dalil Phytagoras.Selama hidupnya ia mengembara hingga ke Asia dan Mesir. Pada tahun 550 SM ia menetap di Crotona (Italia) & kemudian mendirikan perguruan agama. Pengikutnya dikenal dengan sebutan Phytagorean.Pendapatnya tentang bumi, ia menyatakan bumi berbentuk bulat & berjalan diangkasa. Tetapi kebenaran tentang kebulatan bumi masih simpang siur.Hal ini belum ada kesepakatan & pembuktian-pembuktian secara ilmiah, mengingat kondisi budaya berpikir pada saat itu masih dibelenggu oleh ajaran agama tertentu.
Demokritos (460-370)
Pemikir ini lahir di Abdera sekitar Babilonia. Ia lebih terkenal dengan teori-teori atomnya. Atom dianggap sebagai substansi material yang memungkinkan terbentuk struktur & keberaturan alam semesta.Hubungan antara atom dengan terbentuknya alam semesta adalah erat, dimana atom-atom yang berbeda bentuk saling memisahkan diri dari masa yang tidak berbentuk & berkumpul disatu ruang kosong yang sangat luas.Di tempat kosong tersebut atom-atom berkumpul & membentuk suatu pusaran. Atom-atom berdesakan, dimana atom-atom cahaya menetap pada bagian luar, sedangkan atom lainnya membentuk rangkaian yang tidak terputus, berbentuk sabit & membentuk kulit luar. Inilah langit.Pada pusatnya terdapat benda-benda yang terbentuk disana & sekarang sudah mulai memisahkan diri dimana sebagian ada yang terbang keatas & berkedudukan pada kulit luar. Inilah yang disebut dengan benda langit.Semua benda tersebut bergerak mengelilingi massa sentral yaitu bumi yang telah terbentuk. Gerakannya disebabkan karena mengeringnya massa sentral ini & menguapnya air sehingga bumi & laut terpisah.
Copernicus (1473-1543)
Suatu pendapat baru tentang alam semesta dinyatakan oleh Copernicus yaitu HELIOSENTRIS. Teori ini menyatakan bahwa matahari merupakan pusat peredaran dari benda alam.Matahari merupakan pusat dari alam semesta & kedudukannya adalah tetap (stationer). Seluruk gerakan penampakannya hanya merupakan khayalan belaka dari gerakan bumi.
Galilei Galileo ( 1564-1642)
Galileo dilahirkan di Pisa, seperti halnya Copernicus ia memulai pendidikan tingginya di fakultas kedokteran. Tetapi pada perkembangan pemikirannya  ia sangat menaruh perhatian yang cukup bersar pada bidang matematika.Akhirnya ia berhasil mendapatkan gelar gurubesar (professor) dalam bidang matematika dan astronomi (1598).Pemikiran Galileo tentang alam semesta sangat di pengaruhi oleh democritos. Ia berpendapat bahwa alam terrbentuk dari partikel atom dan bergerak bebas di alam raya.Materi-materi yang bebantuk atom itulah yang akhirnya menjadi penyusun alam termasuk bumi.Kemajuan yang dipelopori Galileo adalah dari hasil penelitiannya tentang benda alam dengan menggunakan teropong bintang. Dengan alat tersebut ia dapat mengamati secara jelas tentang benda-benda langit.
Isaac Newton (1643-1723)
Newton dilahirkan di sebuah tempat bernama woolsthrope, Lincolnshire, inggris
Tepat setahun setelah meninggalnya Galileo dan seabad setelah meninggalnya Copernicus.Banyak hasil karya, penelitian dan pemikiran dalam bidang matematika, filsafat maupun ilmu fisika. Dalam kaitanya dengan teori pembentukan alam semesta, Newton barpendapat mirip dengan Galileo.Namun keunggulan dari teori Newton dapat membuktikannya dengan teori kosmologinya. Newton mampu menyelesaikan permassalahan tentang apakah yang memungkinkan sehingga alam semesta berkedudukan sebagai kosmos dan bukan sebagai khaos.Berdasarkan teori Newton tentang gaya gravitasi, maka ia dapat membuktikan suatu kekuatan tentang gaya yang mengatur pergerakan bumi, planet, dan benda lainya yang berputar pada porosnya atau orbiotalnya. Gaya yang bekerja tersebut berbanding terbalik dengan kuadrat dari jaraknya.



Albert Einstein (1879-1955)
Einstein dilahirkan di ulm, jerman pada tanggal 14 maret 1879. semasa kecilnya ia di kenal anak yang abnormal, karena hingga usia 9 tahun belum dapat berbicara dengan lancar dan nyentrik.Keragu-raguan akan bentuk bumi yang bulat menjadi sirna setelah colombus mengadakan perjalanan panjang, sehingga mereka kembali ke tempat semula (awal pemberangkatan).Untuk membahas tentang kejadian bumi tidak dapat di bahas secara sendiri, melainkan harus di kaitkan dengan filosofis tentang pembentukan/kejadian alam semesta. Suatu ilmu yang mempelajari tentang asal mula dari alam semesta disebut dengan kosmologi.
Pembahasan masalah kosmologi tidak terlepas dengan pengertian tentang :
1.  Ruang (space)
2.  Waktu (time)
3.  Gerak (motion)
4.  Jarak bintang (magnitute)
5.  Gaya (force)
6.  Materi (matter)
7.  Perubahan (change)
8.  Interaksi (interaction)
9.  Bilangan (number)
10. Kualitas (quality
11. Kausalitas (qausality)
Banyak para pakaryang mengemukakan teori-teorinya tentang alam semesta yang membahas masalah alam semesta di tinjau dari 2 aspek :
(1)   alam semesta dilihat dari secara keseluruhannya
(2)   alam semesta dilihat dari unsure-unsurnya.
Dari aspek keseluruhan, alam semesta dapat di bahas melalui aspek :
  1. asal mula alam semesta
  2. tertib alam semesta
  3. kesempurnaan alam semesta
Dari aspek unsur-unsur alam semesta terbagi atas pokok bahasan :
  1. benda mati atau dunia anorganik, mencakup :
    1. batuan
    2. tanah
    3. air
  2. benda hidup atau dunia organik, mencakup :
    1. dunia tumbuh-tumbuhan
    2. dunia hewan
    3. dunia manusia
Lapplace (1749-1827)
Pada tahun 1796 seorang pakar astronomi dan matmatika dari suku bangsa prancis bernama Piere Simon Marquis de lapplace telah merumuskan suatu konsepsi tentang terbentuknya bumi dan jagat raya.Lapplace secara terus menerus mengembangkan konsepsi/pemikiran dari seorang pakar dari jerman bernama Imanuel Kant (1724-1804).Menurut Lapplace,asal mula bumi terbentuk dimulai dari adanya kabut berupa gas yang saling mendekati satu sama lainnya.Pada saat terjadinya suatu pusaran inti kabut.Pusaran semakin lama semakin cepat dank abut di sekitarnya tersedot dan ikut berputar sehingga putaran kabut semakin lama semakin cepat dan bola kabut semakin besar.Dengan kecepatan pusaran yang sangat cepat,menimbulkan gesekan antar massa kabut yang mengakibatkan timbulnya panas.Suhu semakin tinggi sesuai dengan semakin cepatnya gesekan antar massa kabut.Titik kulminasi suhu tersebut menimbulkan kabut tersebut berpijar (nabula) yang berputar secara gaya sentrifugal.Pada kondisi perputaran yang maksimum,sebagian nabula tidak kuat untuk bertahan sehingga terlontar dan terpisakan antara satu dengan lainnya.Pecahan-pecahan nabula itu berputar sendiri-sendiri dengan ukuran dan kecepatan yang berbeda.Pada kondisi suhu maksimum terjadi reaksi inti (nuklir),dimana unsure mengalami pembentukkan dari unsure sederhana menjadi unsure yang kompleks.Dengan menurunnya suhu,maka reaksi nuklir terhenti,maka terbentuklah susunan serta planet dan tata surya lainnya yang kita lihat sekarang ini.Berubahnya pola api dari panas ke dingin,diduga dimulai dari panas menjadi cair,proses ini diduga telah berjalan sekitar 4 milyar tahun yang lalu.Menurut konsep ini matahari dan bintang yang bercahaya merupakan sisa-sisa nabula yang belum padam.Bulan merupakan salah satu contoh pecahan nabula yang telah padam sekitar tahun yang lalu.

Ilmu Penunjang Geografi

  1. Gemorfologi : ilmu yang mempelajari bentuk –bentuk permukan bumi dan penafsirannya tentang proses terbentukknya.
  2. Meteorology: ilmu yang mempelajari  tentang cuaca yang meliputi ciri-ciri fisik dan kimianya, tekanan , suhu udara, angin, dan per-awanan.
  3. Klimatologi : ilmu yang mempelajari tentang iklim, yang meliputi sebab terjadinya, pengaruhnya terhadap benuk fisik dan kehidupan disuatu wilayah.
  4. Biogeografi : ilmu yang mempelajari persebaran hewan dan tumbuhan dipermukaan bumi serta factor-faktor yang mempengaruhi, membatasi dan menentukan pola persebarannya.
  5. Antropogeografi : ilmu yang Mempelajari persebaran manusia dipermukaan bumi dalam hubungannya dengan lingkungan geografi.
  6. Hidrologi : ilmu yang mempelajari tentang fenomena air dibumi yang meliputi sirkulasi, distribusi, bentuk, serta sifat fisik dan kimianya.
  7. Oseanografi : ilmu yang mempelajari fenomena lautan yang meliputi sifat air laut, gerakan air laut dan pasang surut air laut.
  8. Kartografi : ilmu yang mempelejari tentang peta meliputi tentang pembuatan jenis dan pemanfaatannya,
  9. Demografi : ilmu yang mempelajari tentang kependudukan meliputi jumlah pertumbuhan, komposisi dan migrasi penduduk.
  10. Pedologi: ilmu yang mempelajari tentang tanah, meliputi proses pembentukan jenis-jenis dan persebarannya.
  11. Penginderaan jauh : ilmu yang mempelajari gejala atau fenomena geografi pada suatu tempat  dengan menggunakan suatu alat dengan menggunakan bantuan media penginderaan jauh tanpa melakukan kontak secara langsung terhadap lokasi yang diamati.
  12. SIG (system informasi geografi): ilmu yang mempelajari tentang tata cara membuat peta secara komputasi dengan tahap-tahap input data, proses dan manajemen data, dan output data.

Konsep Essensial Geografi


Dalam mengkaji objek material, ilmu geografi memiliki sepuluh metode atau konsep dasar.
1. Konsep lokasi
Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal pertumbuhan geografi telah menjadi ciri  khusus ilmu atau pengetahuan geografi. Konsep letak merupakan jawaban atas pertanyaan pertama dalam geografi, yaitu dimana?
a. Lokasi Absolut
Lokasi absolute menunjukkan letak yang tetap terhadap system grid (kisi-kisi) atau koordinat. Untuk menentukan lokasi absolute di muka bumi, digunakan system koordinat garis lintang dan bujur yang biasa disebut letak astronomis. Letak absolute bersifat tetap, tidak berubah, meskipun kondisi tempat yang bersangkutan terhadap sekitarnya tidak beerubah.
b. Lokasi relatif
Lokasi relatif lebih penting artinya dan lebih banyak dikaji dalam geografi serta lazim disebut sebagai letak geografis. Artinya lokasi ini berubah-ubah kaitannya dalam keadaan sekitar.
2. Konsep jarak
Jarak sebagai konsep geografi memiliki arti penting dalam kehidupan social, ekonomi, ataupun kepentingan pertahanan. Jarak mempunyai faktor pembatas yangbersifat alami, meskipun arti pentingnya bersifat relative sejalan dengan kemajuan kehidupan dan teknologi.
Jarak berkaitan erat dengan lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan atau keperluan poko kehidupan, seperti air, tanah yang subur dan pusat pelayanan. Jarak dapat dinyatakan dengan ukuran jarak lurus, diudara yang mudah diukur dengan peta (dengan memperhatikan skala peta). Namun, dapat pula dinyatakan sebagai jarak tempuh, baik yang berkaitan dengan waktu perjalanan yang diperlukan maupun dengan satuan biaya angkutan.
Sejalan dengan kemajuan teknologi serta upaya efisiensi,jarak tempuh dan biaya angkutan antara dua tempat yang berjauhan akan berubah dari waktu ke waktu. Jarak yang semula ditempuh berhari-hari dengan berjalan kaki, dapat ditempuh dalam waktu beberapa jam dengan kendaraan bermotor kereta api, dan selanjutnya ditemput dalam waktu beberapa menit dengan menggunakan kapal terbang.
3. Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan (accesbility) tidak selalu berkaitan dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan dan komunikasi yang dapat dipakai.
Suatu tempat dapat dikatakan terasing atau terisolasi kalau tempat itu sukar dijangkau (dengan sarana komunikasi atau angkutan) dari tempat lain, meskipun tempat itu relatif tidak jauh dari tempat lain. Rintangan medan yang hanya berupa rangkaian pegunungan tinggi, hutan lebat, rawa-rawa, atau gurun pasir yang luas merupakan penyebab suatu tempat kurang dapat dijangkau dari tempat lain.
Faktor social yang berupa bahasa, adat istiadat, serta sikap pendudu yang berlainan (mencurigai setiap orang asing sebagai musuh) dapat menjadi factor penyebab kurang terjangkaunya suatu tempat.
Keterjangkauan umumnya berubah akibat perekonomian, perkembangan teknologi. Sebaliknya, tempat yang keterjangkauannya sangat rendah sulit mencapai kemajuan dan mengembangan perekonomiannya.
4. Konsep pola
Pola berkaitan dengan susunan, bentuk, atau perseberan fenomena dalam ruang muka bumi, baik fenomena yang bersifat alami (aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan) maupun fenomena social budaya (pemukiman, persebaran penduduk, mata pencaharian, dan jenis rumah tinggal).
Geografi mempelajari pola-pola bentuk dan persebaran fenomena, memahami mana atau artinya, serta berupaya untuk memanfaatkan dan mengintervensi atau memodifikasi pola-pola agar mendapatkan manfaat yang besar.
5. Konsep Morfologi
Morfologi menggambarkan perwujudan daratan muka bumi sebagai hasil perangatan atau penurunan wilayah (secara geologi) yang lazim disebut erosi dan sedimentasi sehinggaada yang berbentuk pulau-pulau, daratan yang luas pegunungan dengan lereng-lereng tererosi, lembah-lembah dan daratan aluvialnya. Morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang berkaitan dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air, serta vegetasi yang dominan.
Bentuk daaratan ataupun plato (dengan kemiringan tidak lebih dari 5 derajat) merupakan perwujudan wilayah yang mudah digunakan sebagai daerah pemukiman dan usaha pertanian serta usaha-usaha perekonomian lainnya. Jika diperhatikan peta persebaran penduduk Asia, ternyata penduduk yang padat terpusat pada lembah-lembah, sungai besar, dan tanah-tanah yang subur. Sebaliknya, wilayah pegunungan lazimnya merupakan wilayah pegunungan yang jarang penduduknya, bahkan tidak didiami manusia. Bentuk pulau dengan garis-garis pantai yang panjang memberikan arti khusus mengingat nilai maritimitas yang tinggi.
6. Konsep Aglomerasi (Menggerombol)
Aglomerasi merupakan kecenderungan penyebaran yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relative sempit paling menguntungkan, baik mengingat kesejenisan maupun faktor-faktor umum yang paling menguntungkan.
Di kota, penduduk cenderung tinggal mengelompo pada tingat yang sejenis sehingga timbul daerah pemukiman elit, daerah tempat tinggal para pedagang, daerah pemukiman atau kompleks perumnas yang kebanyakan berpenghuni para pegawai negeri, serta daerah pemukiman kumuh.
Di pedesaan yang masih agraris, penduduk cenderung menggerombol ditanah datar yang subur dan membentuk perdusunan atau pedesaan. Makin subur tanahdan luas dataran, makin besar desa dan jumlah penduduknya. Sebaliknya, makin terbatas tanah datar dan juga kurang subur, gerombolan bentuk desa makin kecil dan terpencar.
7. Konsep kegunaan
Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber dimuka bumi ini bersifat relative, tidak sama bagi setiaporang atau golangan penduduk. Daerah  pantai berpasir yang landai dengan perairan yang jernih belum tentu memiliki kegunaan yang besar bagi penduduk setempat. Apalagi jika kehidupan penduduk tersebut berorientasipada pemanfaatan sumber-sumber didaratan dan banyak jalan darat dapat ditempuh. Sebaliknya bagi masyarakat kota yang hidupnya berkecukupan, daerah pantai bagi sebagian orang memiliki nilai tinggi, yaitu sebagai tempat rekreasi.
8. Konsep Interaksi dan Interpendensi
Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi objek atau tempat yang satu dan yang lainnya. Setiap tempatmengembangkan potensi sumber dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa yang ada ditempat lain.Oleh karena itu, senantiasa terjadi interaksi atau bahkan iterpendensi antara yang satu dengan yang lainnya.
9. Konsep Diferensial Area
Disetiap tempat atau wilayah, terwujud hasil integrasi berbagai unsure atau fenomena lingungan yang bersifat alam maupun ehidupan. Integrasi fenomena menjadikan suatu tempat atau wilayahyang lain. Unsur atau tempatfenomena lingkungan bersifat dinamis. Sementara itu, keadaan berubah dan interaksi atau integrasi juga menghasilkan karateristik yang berubah dari watu ke waktu.
10.  Konsep Keterkaitan Ruangan
Keterkaitan ruangan atau asosiasi keruangan menunjukan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di suatu tempat atau ruangan, baik yang menyangkut fenomena alam dan tumbuhan, maupun social.

Pendekatan Geografi

Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajarai fenomena geosfer dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Berdasarkan definisi geografi tersebut ada dua hal penting yang perlu dipahami, yaitu:
  1. obyek studi geografi (Obyek studi geografi adalah fenomena geosfere yang meliputi litosfere, hidrosfera, biosfera, atmosfera, dan antrophosfera), dan
  2. pendekatan geografi
Mendasarkan pada obyek material ini, geografi belum dapat menunjukan jati dirinya. Sebab, disiplin ilmu lain juga memiliki obyek yang sama. Perbedaan geografi dengan disiplin ilmu lain terletak pada pendekatannya. Sejalan dengan hal itu Hagget (1983) mengemukakan tiga pendekatan, yaitu:
  1. pendekatan keruangan,
  2. pendekatan kelingkungan, dan
  3. pendekatan kompleks wilayah
a. Pendekatan Keruangan.
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial proces) (Yunus, 1997).
Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan (3) kenampakan bidang (areal features).
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
  1. What? Struktur ruang apa itu?
  2. Where? Dimana struktur ruang tesebut berada?
  3. When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk sperti itu?
  4. Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?
  5. How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?
  6. Who suffers what dan who benefits whats? Bagaimana struktur
Keruangan tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia. Dampak positif dan negatif dari keberadaan ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan kepentingan manusia pada saat ini dan akan datang.
Pola keruangan berkenaan dengan distribusi elemen-elemen pembentuk ruang. Fenomena titik, garis, dan areal memiliki kedudukan sendiri-sendiri, baik secara implisit maupun eksplisit dalam hal agihan keruangan (Coffey, 1989). Beberapa contoh seperti cluster pattern, random pattern, regular pattern, dan cluster linier pattern untuk kenampakan-kenampakan titik dapat diidentifikasi (Whynne-Hammond, 1985; Yunus, 1989).
Agihan kenampakan areal (bidang) dapat berupa kenampakan yang memanjang (linier/axial/ribon); kenampakan seperti kipas (fan-shape pattern), kenampakan membulat (rounded pattern), empat persegi panjang (rectangular pattern), kenampakan gurita (octopus shape pattern), kenampakan bintang (star shape pattern), dan beberapa gabungan dari beberapa yang ada. Keenam bentuk pertanyaan geografi dimuka selalu disertakan dalam setiap analisisnya.
Proses keruangan berkenaan dengan perubahan elemen-elemen pembentuk ruang dana ruang. Oleh karena itu analisis perubahan keruangan selalu terkait dengan dengan dimensi kewaktuan (temporal dimension). Dalam hal ini minimal harus ada dua titik waktu yang digunakan sebagai dasar analisis terhadap fenomena yang dipelajari.
Kerangka analisis pendekatan keruangan dapat dicontohkan sebagai berikut.
“….belakangan sering dijumpai banjir dan tanah longsor. Bencana itu terjadi di kawasan hulu sungai Konto Pujon Malang. Bagaimana memecahkan permasalahan tersebut dengan menggunakan pendekatan keruangan?
Untuk itu diperlukan kerangka kerja studi secara mendalam tentang kondisi alam dan masyarakat di wilayah hulu sungai Konto tersebut. Pada tahap pertama perlu dilihat struktur, pola, dan proses keruangan kawasan hulu sungai Konto tersebut. Pada tahap ini dapat diidentifikasi fenomena/obyek-obyek yang terdapat di kawasan hulu sungai Konto. Setelah itu, pada tahap kedua dapat dilakukan zonasi wilayah berdasarkan kerakteristik kelerengannya. Zonasi itu akan menghasilkan zona-zona berdasarkan kemiringannya, misalnya curam, agak curam, agak landai, landai, dan datar. Berikut pada tahap ketiga ditentukan pemanfaatan zona tersebut untuk keperluan yang tepat. Zona mana yang digunakan untuk konservasi, penyangga, dan budidaya. Dengan demikian tidak terjadi kesalahan dalam pemanfaatan ruang tersebut. Erosi dan tanah langsung dapat dicegah, dan bersamaan dengan itu dapat melakukan budidaya tanaman pertanian pada zona yang sesuai.
Studi fisik demikian saja masih belum cukup. Karakteristik penduduk di wilayah hulu sungai Konto itu juga perlu dipelajari. Misalnya jenis mata pencahariannya, tingkat pendidikannya, ketrampilan yang dimiliki, dan kebiasaan-kebiasaan mereka. Informasi itu dapat digunakan untuk pengembangan kawasan yang terbaik yang berbasis masyarakat setempat. Jenis tanaman apa yang perlu ditanam, bagaimana cara penanamannya, pemeliharaannya, dan pemanfaatannya. Dengan pendekatan itu terlihat interelasi, interaksi, dan intergrasi antara kondisi alam dan manusia di situ untuk memecahkan permasalahan banjir dan tanah longsor.
b. Pendekatan Kelingkungan (Ecological Approach).
Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan (1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia. (2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Dalam sistematika Kirk ditunjukkan ruang lingkup lingkungan geografi sebagai berikut. Lingkungan geografi memiliki dua aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior environment) dan lingkungan fenomena (phenomena environment). Lingkungan perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan nilai dan gagasan, dan kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi, yaitu lingkungan budaya gagasan-gagasan geografi, dan proses sosial ekonomi dan perubahan nilai-nilai lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan yang penting adalah perubahan pengetahuan lingkungan alam manusianya.
Lingkungan fenomena mencakup dua aspek, yaitu relik fisik tindakan manusia dan fenomena alam. Relic fisik tindakan manusia mencakup penempatan urutan lingkungan dan manusia sebagai agen perubahan lingkungan. Fenomena lingkungan mencakup produk dan proses organik termasuk penduduk dan produk dan proses anorganik.
Studi mandalam mengenai interelasi antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan kelingkungan. Keenam pertanyaan geografi tersebut selalu menyertai setiap bentuk analisis geografi. Sistematika tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Kerangka umum analisis pendekatan kelingkungan dapat dicontohkan sebagai berikut.
Masalah yang terjadi adalah banjir dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang. Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut. (1) mengidentifikasi kondisi fisik di lokasi tempat terjadinya banjir dan tanah longsor. Dalam identifikasi itu juga perlu dilakukan secara mendalam, termasuk mengidentifikasi jenis tanah, tropografi, tumbuhan, dan hewan yang hidup di lokasi itu. (2) mengidentifikasi gagasan, sikap dan perilaku masyarakat setempat dalam mengelola alam di lokasi tersebut. (3) mengidentifikasi sistem budidaya yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup (cara bertanam, irigasi, dan sebagainya). (4) menganalisis hubungan antara sistem budidaya dengan hasil dan dampak yang ditimbulkan. (5) mencari alternatif pemecahan atas permasalahan yang terjadi.
Dalam geografi lingkungan, pendekatan kelingungan mendapat peran yang penting untuk memahami fenomena geosfer. Dengan pendekatan itu fenomena geosfer dapat dipahami secara holistik sehingga pemecahan terhadap masalah yang timbul juga dapat dikonsepsikan secara baik.
c. Pendekatan Kompleks Wilayah
Permasalahan yang terjadi di suatu wilayah tidak hanya melibatkan elemen di wilayah itu. Permasalahan itu terkait dengan elemen di wilayah lain, sehingga keterkaitan antar wilayah tidak dapat dihindarkan. Selain itu, setiap masalah tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Faktor determinannya bersifat kompleks. Oleh karena itu ada kebutuhan memberikan analisis yang kompleks itu untuk memecahkan permasalahan secara lebih luas dan kompleks pula.
Untuk menghadapi permasalahan seperti itu, salah satu alternatif dengan menggunakan pendekatan kompleks wilayah. Pendekatan itu merupakan kombinasi antara pendekatan yang pertama dan pendekatan yang kedua. Oleh karena sorotan wilayahnya sebagai obyek bersifat multivariate, maka kajian bersifat hirisontal dan vertikal. Kajian horisontal merupakan analisis yang menekankan pada keruangan, sedangkan kajian yang bersifat vertikal menekankan pada aspek kelingkungan. Adanya perbedaan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain telah menciptakan hubungan fungsional antara unit-unit wilayah sehingga tercipta suatu wilayah, sistem yang kompleks sifatnya dan pengkajiannya membutuhkan pendekatan yang multivariate juga.
Kerangka umum analisis pendekatan kompleks wilayah dapat dicontohkan sebagai berikut.
Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana memecahkan masalah urbanisasi. Masalah itu merupakan masalah yang kompleks, melibatkan dua wilayah, yaitu wilayah desa dan kota. Untuk memecahkan masalah itu dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut.
  1. menerapkan pendekatan keruangan, seperti dicontohkan pada pendekatan pertama
  2. menerapkan pendekatan kelingkungan, sebagaimana dicontohkan pada pendekatan kedua
  3. menganalisis keterkaitan antara faktor-faktor di wilayah desa dengan di kota
Arti Penting Pendekatan dalam Paradigma Geografi
Dalam menghampiri, menganalisis gejala dan permasalahan suatu ilmu (sains), maka diperlukan suatu metode pendekatan (approach method). Metode pendekatan inilah yang digunakan untuk membedakan kajian geografi dengan ilmu lainnya, meskipun obyek kajiannya sama. Metode pendekatan ini terbagi 3 macam bentuk pendekatan antara lain: pendekatan keruangan, pendekatan ekologi/kelingkungan dan pendekatan kewilayahan.
  1. Keruangan, analisis yang perlu diperhatikan adalah penyebaran, penggunaan ruang dan perencanaan ruang. Dalam analisis peruangan dikumpulkan data ruang disuatu tempat atau wilayah yang terdiri dari data titik (point), data bidang (areal) dan data garis (line) meliputi jalan dan sungai.
  2. Kelingkungan, yaitu menerapkan konsep ekosistem dalam mengkaji suatu permasalahan geografi, fenomena, gaya dan masalah mempunyai keterkaitan aspek fisik dengan aspek manusia dalam suatu ruang.
  3. Kewilayahan, yang dikaji yaitu tentang penyebaran fenomena, gaya dan masalah dalam ruangan, interaksi antar/variabel manusia dan variabel fisik lingkungannya yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya. Karena pendekatan kewilayahan merupakan perpaduan antara pendekatan keruangan dan kelingkungan, maka kajiannya adalah perpaduan antara keduanya.
Pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan dan pendekatan kewilayahan dalam kerjanya merupakan satu kesatuan yang utuh. Pendekatan yang terpadu inilah yang disebut pendekatan geografi. Jadi fenomena, gejala dan masalah ditinjau penyebaran keruangannya, keterkaitan antara berbagai unit ekosistem dalam ruang. Penerapan pendekatan geografi terhadap gejala dan permasalahan dapat menghasilkan berbagai alternatif-alternatif pemecahan.

Pengertian Geografi

  1. Prof. Bintarto : Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fisikal maupun yang menyangkut mahkluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologikal dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan.
  2. Claudius Ptolomeus : mempelajari hal, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia dan mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
  3. Erastothenes : geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi.
  4. Ellsworth Hunthington: memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya.
  5. Menurut Erastothenes, geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi.
  6. Menurut Claudius Ptolomaeus, geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi.
  7. John Mackinder (1861-1947) seorang pakar geografi memberi definisi geografi sebagai satu kajian mengenai kaitan antara manusia dengan alam sekitarnya.
  8. Ekblaw dan Mulkerne mengemukakan, bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.
  9. Preston E. James mengemukakan geografi berkaitan dengan sistem keruangan, ruang yang menempati permukaan bumi. Geografi selalu berkaitan dengan hubungan timbal balik antara manusia dan habitatnya.
  10. Menurut Ullman (1954), Geografi adalah interaksi antar ruang.
  11. Maurice Le Lannou (1959)mengemukakan bahwa Objek study geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya di muka bumi.
  12. Paul Claval (1976) berpendapat bahwa Geografi selalu ingin menjelaskan gejala gejala dari segi hubungan keruangan.
  13. Suatu definisi yang lain adalah hasil semlok (seminar dan lokakarya) di Semarang tahun 1988. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
  14. UNESCO (1956) mendifinasikan geografi sebagai: 1. satu agen sintesis; 2. satu kajian perhubungan ruang; 3. sains dalam penggunaan tanah.